Jumat, 22 Agustus 2014

aku bukan kupu kupu yang bisa kau banggakan

Sejak pertama kali saya menyebutkan nama, seharusnya kamu tahu bahwa saya seekor kunang-kunang, bukan kupu-kupu. Kamu bisa lihat dari sayap yang saya miliki, tidak indah, tidak lebar, tidak berwarna-warni dangan ribuan macam corak. Saya hanya memiliki sepasang sayap bening dengan garis-garis vertikal monoton.

Saya dan kupu-kupu memang sama-sama dapat melawan gravitasi. Tapi tak ada siklus dalam kehidupan saya. Dari lahir, hingga kini dan sampai mati nanti, saya akan tetap seperti ini. Tidak akan berubah!!

Seharusnya sedari awal kamu menyadarinya, bahwa saya bukan kupu-kupu. Saya tidak bisa menjadi dia, dengan anggun bertengger pada bunga matahari ditaman rumahmu menjelang siang sembari bersenandung merdu. Semua orang pun tahu bahwa saya kunang-kunang kecil. Kuku kematian penghuni kuburan cina, sawah dan semak belukar angker. Saya yang lebih suka duduk berleha-leha pada batu nisan ketika senja hampir usai ini tak bisa kau bandingkan dengan kupu-kupu.

Saya tak memiliki apa-apa yang bisa kamu pajang dietalase milikmu, yang seketika akan membuat siapapun ditrotoar itu terhenti untuk sekedar berdecak atau mengagumi dalam hati. Hanya sedikit remang diekor milik saya satu-satunya. Terlalu redup, sampai-sampai hanya bisa saya bagi untukmu. Tak akan cukup jika saya harus membaginya dengan yang lain selain dirimu. Tapi saya rasa bisa kamu gunakan jika malam ini tak ada satupun cahaya menuntunmu.

Tolong pahami itu!! Dan jangan meminta saya bermetamorfosis. Saya tidak akan mampu. Sekalipun mampu, saya tidak akan mau. Jadi, mulai pagi besok, belajarlah mencintai saya sebagai kunang-kunang, bukan kupu-kupu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar